Pendampingan Pengajaran Mata Pelajaran Informatika Kelas 7 dan 8  Untuk Guru SMP Negeri 5 Padalarang

Pendampingan Pengajaran Mata Pelajaran Informatika Kelas 7 dan 8 Untuk Guru SMP Negeri 5 Padalarang

Bandung, 9 Januari 2025 – Pemberlakuan kurikulum informatika di sekolah lanjutan pertama menuntut para guru untuk mempunyai kompetensi pada bidang informatika. Hal ini menjadi tantangan bagi sekolah yang tidak memiliki guru dengan latar belakang informatika. Salah satu sekolah tersebut adalah SMPN 5 Padalarang, salah satu sekolah dengan kategori terpencil yang ada di Kabupaten Bandung Barat. Selain ketiadaan guru informatika, mayoritas siswa-siswi di SMPN 5 Padalarang tidak memiliki mobile phone, sehingga tantangan yang dihadapi guru pengajar mata Pelajaran informatika menjadi semakin besar. Karena kondisi tersebut, tim Abdimas Fakultas Informatika Tel-U memberikan pelatihan bagi guru-guru di SMP tersebut pada tanggal 8 dan 9 Januari 2025..

Tujuan pelatihan adalah untuk memberikan wawasan tentang pengajaran dan pembelajaran materi informatika tanpa computer. Untuk itu, materi pelatihan yang dipilih adalah tentang berpikir komputasional (computational thinking/CT). CT adalah materi fundamental pada pelajaran informatika karena materi CT akan membangun kemampuan analitis dan pemecahan masalah. Pada pelatihan ini, guru-guru diberikan materi dalam bentuk teori dan praktek permainan yang menitikberatkan pada cara berpikir lojik dan sistematik, untuk menghasilkan solusi yang tepat dan efisien bagi sebuah persoalan.

Pada kegiatan pendampingan ini para guru SMPN 5 Padalarang belajar tentang konsep dan  pendekatan fundamental informatika, diantaranya konversi dari bilangan decimal ke biner, mengurutkan bilangan, huruf, atau benda-benda lain, menemukan benda unik, dan mewarnai peta dengan jumlah warna terkecil. Semuanya disampaikan melalui permainan dengan alat peraga kertas, pensil, gambar, kartu remi, dan bidang permainan untuk pengurutan angka/benda. Pada permainan-permainan tersebut, para guru sangat berperan aktif dan juga berdiskusi banyak tentang cara penyelesaian problem-problem tersebut. Untuk setiap permainan disampaikan esensi strategi penyelesaian masalah. Diharapkan guru-guru tersebut akan memberikan pemahaman tentang berpikir komputasional untuk menyelesaikan problem.

Di akhir pelatihan, dilakukan evaluasi dengan wawancara dan grup diskusi dengan guru-guru peserta pelatihan dan kepala sekolah. Pertanyaan yang diajukan utamanya tentang pemahaman yang diperoleh dari pelatihan tersebut tentang pengajaran materi informatika tanpa computer. Mereka menyatakan bahwa pelatihan ini sudah memberi pemahaman baru tentang materi informatika, khususnya berpikir komputasional, dan penyampaiannya kepada siswa-siswa. Mereka juga berharap ada pelatihan sejenis untuk para siswa yang diselenggarakan di kampus Tel-U, agar siswa termotivasi untuk belajar sampai jenjang kuliah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *