Pelatihan Berpikir Komputasional di SD Mutiara Hati: Membekali Generasi Digital dengan Kemampuan Kritis

Pelatihan Berpikir Komputasional di SD Mutiara Hati: Membekali Generasi Digital dengan Kemampuan Kritis

Bandung – Dosen Fakultas Informatika Universitas Telkom menggelar program pelatihan berpikir komputasional (Computational Thinking/CT) di SD Mutiara Hati, Bandung, pada Desember 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis dan sistematis para guru dan siswa, mempersiapkan mereka menghadapi tantangan di era digital yang semakin kompleks.

Pelatihan ini terdiri dari dua sesi utama. Sesi pertama dikhususkan bagi para guru, yang diberi pengenalan konsep CT serta panduan bagaimana mengintegrasikan CT dalam pembelajaran. Sesi ini berlangsung pada 10 Desember 2024, dengan pendekatan interaktif dan diskusi mendalam. Sesi kedua, yang diadakan pada 12 Desember 2024, melibatkan siswa dari berbagai jenjang kelas. Dengan metode CT Unplugged, siswa diajak mengikuti aktivitas menyenangkan seperti permainan logika berbasis algoritma, sorting network, dan studi kasus graf sederhana.

Hasil survei menunjukkan peningkatan pemahaman signifikan di kalangan guru. Sebelum pelatihan, banyak guru yang menganggap CT identik dengan perangkat teknologi. Setelah pelatihan, mereka menyadari bahwa CT adalah pendekatan sistematis untuk memecahkan masalah, yang dapat diterapkan tanpa perangkat komputer. “Ternyata berpikir komputasional tidak harus selalu berkaitan dengan teknologi. Ini sangat relevan untuk berbagai aktivitas sehari-hari,” ujar salah satu guru peserta.

Respon positif juga datang dari siswa. Mereka sangat antusias, terutama saat berpartisipasi dalam permainan interaktif. Siswa fase C mencoba menyelesaikan permasalahan minimum spanning tree sebagai contoh kasus pada graph sederhana. Aktivitas seperti sorting network, yang memperkenalkan konsep logika pengurutan secara visual dan kinestetis, menjadi favorit di kalangan siswa fase B. Siswa kelas 1 dan 2 menikmati aktivitas yang disesuaikan, seperti penjumlahan sederhana dan pengenalan pola dengan media visual menarik.

Program ini berhasil menciptakan dampak nyata. Guru kini lebih percaya diri mengadopsi pendekatan berpikir komputasional dalam pengajaran mereka, membuka peluang bagi pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif. Di sisi lain, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermanfaat, mengasah kemampuan logika dan kreativitas mereka. Beberapa guru bahkan mengusulkan agar program ini dilanjutkan dengan durasi yang lebih panjang dan media pembelajaran yang lebih variatif, terutama untuk siswa kelas kecil. “Kegiatan ini sangat membantu kami memahami cara baru mengajarkan konsep yang sebelumnya terasa sulit. Anak-anak juga terlihat sangat menikmati setiap aktivitasnya,” ungkap seorang guru.

Dengan keberlanjutan program, diharapkan semakin banyak generasi muda yang mampu berpikir kritis, sistematis, dan kreatif, siap menghadapi tantangan dunia digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *