
Tel-U Peduli Difabel: Pelatihan Digital Marketing untuk Remaja Difabel di PPS Griya harapan Difabel, Dinas Sosial Jawa Barat
Keterampilan dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menawarkan kesempatan untuk mengembangkan diri, termasuk dalam mengembangkan ide-ide bisnis melalui pemasaran digital. Keterampilan tersebut juga terbuka baik individu-individu penyandang difabel karena aplikasi-aplikasi TIK saat ini memiliki inklusivitas yang memungkinkan penyandang difabel dapat menggunakannya. Walau demikian, keterampilan tersebut belum masuk kurikulum di pendidikan formal maupun non-formal pada sekolah luar biasa. Atas situasi tersebut, Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) Pusat Pelayanan Sosial (PPS) Graha Harapan Difabel (GHD), Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, bekerja sama dengan Universitas Telkom untuk menyelenggarakan pelatihan pemasaran digital. Pelatihan ini memiliki urgensi sebagai ekspansi keterampilan dunia kerja yang tidak hanya dituntut mahir menghasilkan produk (misalnya batik), namun juga pemasaran untuk meningkatan ketergunaan produk dan mendatangkan pendapatan.
Pelatihan ini melibatkan dosen-dosen dari Fakultas Informatika (FIF) dan Fakultas Rekayasa Industri (FRI). Dosen-dosen FIF yang ikut serta menjadi pemateri adalah Prati Hutari Gani, Arie Ardiyanti Suryani, Eko Darwiyanto, Muhammad Faris Fathoni, dan Arfive Gandhi. Sementara itu, dosen FRI yang berpartisipasi sebagai pemateri adalah Yudha Prambudia. Kegiatan pelatihan ini digelar secara luring dari 7 Maret 2024 s.d. 22 Mei 2024 di kantor PPS GHD, Kota Cimahi, dalam 11 kali pertemuan. Pembagian pelatihan menjadi 11 sesi ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pemahaman dan kesempatan mempraktikkan penggunaan aplikasi terkait. Materi yang dipaparkan antara lain tentang pemanfaatan toko daring (online shop), pemanfaatan aplikasi desain poster, pemanfaatan media sosial, serta teknik video dan fotografi dalam produksi konten.
Kegiatan ini memperoleh respons peserta yang antusias. Peserta yang berada di usia 15 s.d. 18 tahun memiliki potensi untuk mendayagunakan hasil pembelajaran untuk jangka panjang. Meskipun kegiatna terbagi menjadi 11 sesi, peserta mampu secara konsisten terus mengikuti dan mempraktikkan penggunaan aplikasi terkait. Kesempatan mempraktikkan menjadi pemicu keberhasilan mengingat pelatihan ini mengedepankan keterampilan teknis daripada materi teoretis. Oleh karena itu, para pemateri bekerja sama dengan mahasiswa-mahasiswa Universitas Telkom yang turut menjadi tutor saat peserta mempraktikkan penggunaan aplikasi. Pelatihan ini menjadi kegiatan pengabdian masyarakat yang spesial karena konten pelatihan memerlukan penyesuaian durasi dan strategi penyajian (delivery strategies) agar efektivitasnya dapat tercapai.